Thursday 9 April 2015

Belajar untuk mengampuni dan bersyukur selalu

Alkisah ada seorang anak yang sedang berjalan pulang dari sekolah bersama dengan teman-temannya. Ditengah jalan anak ini menemukan sebuah koin, kemudian mengambilnya. Karena senang sekali anak ini berlari dengan riangnya. Teman-temannya juga senang, mereka berpikir siapa tau dibelikan sesuatu dari uang tersebut. Hehehe....

Karena terlalu gembiranya tanpa sengaja temannya menabrak anak ini saat berlari dan akhirnya uang koin yang sudah ada di genggaman anak ini terlepas dan jatuh ke sungai.
Anak ini begitu marah dengan salah satu temannya tersebut. Karena gara-gara ulah temannya, dia jadi tidak punya uang itu lagi. Sambil terus menangis dia masih melihat uang koin tersebut di dalam sungai tapi tidak bisa diambil karena dalamnya sungai itu. Akhirnya teman-temannya pun mulai meninggalkan dia, tapi anak ini masih tetap duduk meratapi nasibnya...

Beberapa saat kemudian datanglah seorang bapak yang lewat di tempat itu dan melihat anak tersebut yang masih menangis. Karena merasa kasihan, bapak itu berhenti dan bertanya kenapa dia menangis.
Setelah tahu permasalahannya kemudian bapak tersebut memberikan anak tersebut sebuah koin yang nilainya sama dengan koin yang hilang tersebut.
Anak ini begitu gembira setelah menerima pemberian Bapak yang baik hati itu. Kemudian Bapak itu mulai melanjutkan perjalanannya. Baru melangkah beberapa langkah saja.... Anak tersebut mulai menangis lagi, bahkan  lebih keras dari yang pertama. Bapak yang baik hati itu kemudian balik lagi dan bertanya kenapa menangis lagi? Kan sudah dapat gantinya? Jawab anak itu,"Seharusnya saya sekarang punya 2 koin, tapi gara-gara temanku aku sekarang hanya punya 1 koin saja..."
Melihat tangisnya yang makin keras, Bapak yang baik hati ini memberikan 1 koin lagi sambil berkata,"Sudah jangan menangis lagi, ini Bapak kasih 1 koin lagi jadi kamu sekarang punya 2 koin. Lupakan kesalahan temanmu dan koin yang jatuh tadi ya..." kemudian Bapak itu berlalu lagi....


Apakah anak ini berterima kasih kepada Bapak itu dan gembira kembali.... atau menangis lebih dan lebih keras lagi? Karena seharusnya dia punya 3 koin bukan 2 koin saja.... sambil berkata semua gara-gara temanku itu. Huh!!!

Bagaimana dengan hidupmu teman? Bagaimana seandainya 1 koin itu senilai 100juta atau 1 milyar? Mampukah kita melepaskan pengampunan kepada teman yang mungkin telah menyebabkan kita jatuh, terpuruk. Mampukah kita selalu bersyukur bahwa masih ada Bapa yang baik yang selalu menjagai dan memberkatimu?

Semoga kisah ini menjadi perenungan kita bersama....

God Bless you....